Tusuk Sate Bambu: Lebih Menguntungkan di Jual Kiloan apa bijian?
Oleh. Ari Wahyono
Anda juga memiliki pertanyaan ini?
Bagi produsen tentu menjawab dengan salah satu jawaban di bawah ini:
1. Jenis tusuk sate apa? Apakah : Lilit, Dayung, Ikal, Ikat, Double, dll
2. Kualitas seperti apa? Apakah : Perlu bagus putih, kering, bersih, awet, halus, higienis dll
3. Berapa kebutuhannya? Apakah : berapa juta biji, atau berapa ton sebulan dll
Namun bagaimana jika posisi kita di distribusi atau bahkan retailer.
Ada beberapa pertimbangan mengapa dijual kiloan mengapa bijian.
Berikut hal yang mungkin perlu anda catat:
A. Cara Menjual Berbasis Timbangan (kiloan per kemasan)
Menurut hemat saya penjualan dengan cara ini memang relatif lebih menguntungkan dan simple. Dan saya pribadi menggunakan pola ini. Mengapa ini menguntungkan? berikut alasannya: Bambu adalah bahan organik berasal dari tanaman pohon bambu (batang bambu). Maka secara otomatis bambu mengalami beberapa persoalan. Pertama, bambu mengalami penyusutan karena pengeringan atau penguapan selama proses tebang hingga menjadi tusuk sate.
Kedua, serat bambu yang berumur 1 tahun tentu berbeda dengan bambu yang berusia 2-3 tahun atau lebih terlebih dinilai dari berat jenisnya. Ini artinya sama sama sekilo gram bambu usia 1 tahun dan 2 tahun jumlah bijiannya berbeda.
Ketiga, bambu pada musim tertentu memiliki masa jenis yang berbeda. Bambu yang di panen di musim hujan memiliki kadar air lebih tinggi dibandingkan dengan bambu yang dipanen pada musim kemarau. Proses pengeringan dan peng-oven an memerlukan waktu berbeda.
Jadi dengan harga ditentukan berdasarkan berat nya maka berbeda keadaan akan teratasi. meski hitungan bijiannya akan selalu berbeda di ketiga variabel kondisi di atas.
B. Cara Menjual Berbasis Hitungan (bijian per kemasan)
Cara ini memudahkan pembeli menghitung biaya pokok produksi untuk penjualan sate atau makanan yang disajikan dan dihargai dengan jumlah tertentu.
Misalkan sate ayam seporsi harga 35ribu dan isinya 20 tusuk maka per tusuk harga jual sekitar 1750. maka tanpa harus dijelaskan lebih panjang, mudahnya penjual bisa menghitung. Oh...1 tusuk sate maksimal 20 rupiah misalkan. Ini memudahkan pemakai mengkalkulasi keuntungan penjualannya. Namun di sisi lain, si penjual atau distributor / retailer perlu cermat berhitung. Karena pada musim hujan, atau pada saat membeli tusuk sate bambu dari pabrik jumlahnya turun. Musim kemarau per kilo tusuk sate bambu untuk sate ayam bisa 1200 biji namun di musim hujan bisa hanya 850 biji.
COntoh lain, saat bahan baku tusuk sate bambu yang digunakan bambu tua isinya sedikit karena masa jenis lebih tinggi. Bambu 2 tahun ke atas 1 kilo tusuk sate ayam bisa hanya berjumlah 870 an biji. Namun bambu 1,5 tahun di kilogram yang sama jumlahnya bisa berkisar 1000 an biji.
Dengan kedua cara diatas mana yang lebih menguntungkan? silahkan bandingkan. Terimakasih
Anda juga memiliki pertanyaan ini?
Tusuk Sate Ayam Bambu |
Tusuk Sate Ayam-Kambing (bambu) |
Bagi produsen tentu menjawab dengan salah satu jawaban di bawah ini:
1. Jenis tusuk sate apa? Apakah : Lilit, Dayung, Ikal, Ikat, Double, dll
2. Kualitas seperti apa? Apakah : Perlu bagus putih, kering, bersih, awet, halus, higienis dll
3. Berapa kebutuhannya? Apakah : berapa juta biji, atau berapa ton sebulan dll
Namun bagaimana jika posisi kita di distribusi atau bahkan retailer.
Ada beberapa pertimbangan mengapa dijual kiloan mengapa bijian.
Berikut hal yang mungkin perlu anda catat:
A. Cara Menjual Berbasis Timbangan (kiloan per kemasan)
Menurut hemat saya penjualan dengan cara ini memang relatif lebih menguntungkan dan simple. Dan saya pribadi menggunakan pola ini. Mengapa ini menguntungkan? berikut alasannya: Bambu adalah bahan organik berasal dari tanaman pohon bambu (batang bambu). Maka secara otomatis bambu mengalami beberapa persoalan. Pertama, bambu mengalami penyusutan karena pengeringan atau penguapan selama proses tebang hingga menjadi tusuk sate.
Kedua, serat bambu yang berumur 1 tahun tentu berbeda dengan bambu yang berusia 2-3 tahun atau lebih terlebih dinilai dari berat jenisnya. Ini artinya sama sama sekilo gram bambu usia 1 tahun dan 2 tahun jumlah bijiannya berbeda.
Ketiga, bambu pada musim tertentu memiliki masa jenis yang berbeda. Bambu yang di panen di musim hujan memiliki kadar air lebih tinggi dibandingkan dengan bambu yang dipanen pada musim kemarau. Proses pengeringan dan peng-oven an memerlukan waktu berbeda.
Jadi dengan harga ditentukan berdasarkan berat nya maka berbeda keadaan akan teratasi. meski hitungan bijiannya akan selalu berbeda di ketiga variabel kondisi di atas.
B. Cara Menjual Berbasis Hitungan (bijian per kemasan)
Kemasan Tusuk Sate Bambu |
Cara ini memudahkan pembeli menghitung biaya pokok produksi untuk penjualan sate atau makanan yang disajikan dan dihargai dengan jumlah tertentu.
Misalkan sate ayam seporsi harga 35ribu dan isinya 20 tusuk maka per tusuk harga jual sekitar 1750. maka tanpa harus dijelaskan lebih panjang, mudahnya penjual bisa menghitung. Oh...1 tusuk sate maksimal 20 rupiah misalkan. Ini memudahkan pemakai mengkalkulasi keuntungan penjualannya. Namun di sisi lain, si penjual atau distributor / retailer perlu cermat berhitung. Karena pada musim hujan, atau pada saat membeli tusuk sate bambu dari pabrik jumlahnya turun. Musim kemarau per kilo tusuk sate bambu untuk sate ayam bisa 1200 biji namun di musim hujan bisa hanya 850 biji.
COntoh lain, saat bahan baku tusuk sate bambu yang digunakan bambu tua isinya sedikit karena masa jenis lebih tinggi. Bambu 2 tahun ke atas 1 kilo tusuk sate ayam bisa hanya berjumlah 870 an biji. Namun bambu 1,5 tahun di kilogram yang sama jumlahnya bisa berkisar 1000 an biji.
Dengan kedua cara diatas mana yang lebih menguntungkan? silahkan bandingkan. Terimakasih
Posting Komentar untuk "Tusuk Sate Bambu: Lebih Menguntungkan di Jual Kiloan apa bijian?"
Posting Komentar
Komunikasi dengan kami via e-mail : ibadabdurrahman19@gmail.com | WA +6287738862181 | +6281393993163. Mohon maaf kami tidak menanggapi kontak yang tidak jelas. Tks